I. PENDAHULUAN
Prototype merupakan
metodologi pengembangan software yang menitik-beratkan pada pendekatan aspek
desain, fungsi dan user-interface. Developer dan user fokus pada user-interface
dan bersama-sama mendefinisikan spesifikasi, fungsi, desain dan bagaimana
software bekerja. Developer dan user bertemu dan melakukan komunikasi dan
menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian
yang akan dibutuhkan. Developer mengumpulkan detail dari kebutuhan dan
memberikan suatu gambaran dengan cetak biru (prototype).
Dari proses tersebut akan
diketahui detail-detail yang harus dikembangkan atau ditambahkan oleh developer
terhadap cetak biru, atau menghapus detail-detail yang tidak diperlukan oleh
user. Proses akan terjadi terus menerus sehingga produk sesuai dengan keinginan
dari user.
Tujuan utama dari prototype
[Thompson, Wishbow - 1992] adalah :
Proses revisi dan pengujian
terhadap produk dilakukan secara terus menerus, sehingga didapatkan produk yang
sesuai dengan yang diinginkan oleh user. Proses testing dan revisi dapat
dilakukan baik secara keseluruhan maupun partial pada bagian dari produk.
Proses pengujian harus
memiliki perbandingan baku (benchmark) sehingga menghasilkan produk yang secara
empiris sehinga menghindari kegagalan produk atau terjadi perbedaan persepsi
antara developer atau user.
Dengan proses testing dan
komunikasi yang terus menerus antara user dan developer diharapkan dihasilkan
produk yang user-friendly.
II. METODOLOGI
[Purtilo, Larson, Clark-1991]
mengambarkan proses-proses pada model prototype sebagai berikut:
Identifikasi objek, definisi
dari masalah yang harus dipecahkan dinyatakan secara bersama-sama dengan
memberikan ukuran-ukuran yang pasti terhadap batasan kesuksesan dari produk
yang digunakan sebagai benchmark.
Identifikasi resiko, tidak
ada pengembangan produk yang bersih dan mampu menghasilkan produk yang
berstatus “Tidak ada Masalah”, selalu terdapat area abu-abu yang memberikan
resiko terhadap pengembangan produk. Perjelas dan pertegas batasan dan
permasalahan pada area tersebut.
Merumuskan hipotesa
prototype, setelah resiko dinyatakan pengembang mendesain secara terperinci
sebuah prototype yang menggambarkan keseluruhan sistem dan resiko-resiko yang
mungkin berpengaruh pada sistem. Prototype juga memberikan potensi terhadap
perbaikan-perbaikan terhadap produk.
Membangun perancangan
prototype, perancangan prototype berdasarkan hipotesa kedalam produk prototype.
Tujuan yang utama dari membangun suatu prototipe adalah untuk menjawab satu
atau lebih pertanyaan mengenai karakteristik fungsional dari produk .
Eksperimental, prototipe
harus dicoba-coba untuk menentukan perilakunya dan mengumpulkan keluaran dari
instrumentasi sistem sehingga didapat produk yang sesuai dengan keinginan user.
Evaluasi, Hasil dari eksperimen
harus dievaluasi untuk menilai kebenaran dan efisiensi prototype.
Proses yang berulang-ulang,
proses yang keseluruhan diulangi sampai salah satu dari tiga hasil dicapai:
Didapat informasi yang cukup
dari prototype sehingga dapat dimulainya proses pengembangan produk.
Untuk beberapa masalah yang
tidak terpecahkan telah dapat ditemukan solusi yang lebih mudah atau setara
dengan tetap memperhatikan cost dan manfaat.
Didapat prototype yang
memiliki mutu yang sesuai dengan spesifikasi produk yang ingin dibuat sehingga
proses pembuatan produk dapat dilakukan dengan menggunakan prototype yang ada.
III. KETERGANTUNGAN TERHADAP
USER
User atau pengguna merupakan
bagian terpenting pada prototype. Karena user merupakan komponen yang
menentukan apakah prototype telah memenuhi spesifikasi untuk dikembangkan
sebagai produk.
[Harker -1993] memaparkan
tentang permasalahan yang terjadi pada metodologi prototype :
User yang tidak memiliki
spesialisasi dalam pembuatan dan perancangan sistem akan memberikan input yang
akan mempersulit pembuatan prototype.
Prototype yang dikembangkan
secara tim memerlukan kepastian dapat menangani keinginan user terutama dilevel
manajemen.
Perancangan prototype akan
tidak relevan dan menyulitkan jika pada lever user terjadi perubahan struktur organisasi
yang cenderung lebih besar pengaruhnya dinding perubahan secara teknis
IV. TIPE-TIPE PROTOTYPE
Terdapat 3 (tiga) tipe dari
metodologi prototype [Sommerville, 1995]:
Throwaway Prototypes
Model Throwaway Prototypes
mengunakan prototype sebagai tool atau perangkat untuk melakukan analisa
terhadap user-interface dan kebutuhan fungsional dari produk yang ingin dibuat.
ketika prototype dievaluasi dan spesifikasi dibaharui, prototype dibuang dan
proses pengembangan dimulai kembali.
Evolutionary Prototypes
Evalusi prototype didasarkan
pada pengembangan produk dengan melakukan peningkatan pada detail-detail yang
dianggap perlu diperbaharui. Proses akan dilakukan secara terus menerus dalam
satu produk dan dilakukan hingga didapat produk yang sesuai dengan keinginan
dari user.
Incremental Development
Metodologi ini masing-masing
dievaluasi berdasarkan bagian-bagian secara partial jika terjadi perubahan akan
dilakukan secara partial juga. Setelah didapatkan potongan-potongan produk yang
sesuai, maka disatukan untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan
user.
V. KEUNTUNGAN
Keuntungan dari metodologi
prototype adalah [Sommerville, 1995] :
Kegagalan dalam
mendefinisikan masalah antara user dan developer dapat dikenali dari awal.
Kesulitan user-interface dan
pemakaian dapat dikenali dari awal
Manajemen telah melihat
gambaran secara riil tentang produk yang dibuat dengan melihat prototype dari
produk.
Prototype dapat disebut juga
sebagai bagian dari training penggunaan produk, sehingga user telah mengenal produk
dari prototype.
Proses testing dan perbaikan
dapat dilakukan secara terus menerus sehingga mengurangi tingkat kegagalan
produk.
Prototype lebih mengedepankan
pada requirement sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai
dengan keinginan dari user.
VI. REFERENSI
[Harker. 1993] User
participation in prototyping. Susan Harker. Communications of the ACM. Volume
36 , Issue 6 (1993).
[Purtilo, Larson, Clark.
1991] A methodology for prototyping-in-the-large. James Purtilo, Aaron Larson
and Jeff Clark. International Conference on Software Engineering. Proceedings
of the 13th international conference on Software engineering. May 13 – 17,
1991, Austin, TX USA.
[Thompson, Wishbow. 1992]
Prototyping: tools and techniques: improving software and documentation quality
through rapid prototyping. Michael Thompson and Nina Wishbow. Proceedings of
the 10th annual international conference on Systems documentation. October 13 –
16, 1992, Ottawa Canada.
[Sommerville, 1995]. Software
Engineering. Ian Sommerville. Fifth Edition. Addison-Wesley. 1995.
bermnfaat sekli infonyagan,,
BalasHapusditunggu postingan selnjutnya
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Tulang Keropos
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Glaukoma
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Varises
GLOW Enhanz
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis